Pada era milenial, masyarakat sudah tidak asing dengan gawai atau hal-hal yang berbau online. Bukti itu bisa dilihat ketika membeli apa yang diinginkan melalui online shop, memesan tiket dengan jasa online bahkan mendapat layanan dari ojek online. Tandanya, masyarakat telah melakukan kegiatan ekonomi secara online. Oleh karena itu, muncullah gagasan mengenai MEA, hingga dalam kancah Asia Tenggara. Yang terpenting, Masyarakat Ekonomi Asia memiliki tujuan dan manfaat dalam perekonomian. Kerjasama perekonomian ini dapat membuka peluang bisnis melalui Ekspor dan Impor dari seluruh Negara di Asia Tenggara. Sehingga memperluas penyebaran produk bagi masyarakat Asia Tenggara. Misalnya, setiap negara memiliki bahan baku industri, namun ada juga negara yang belum memiliki bahan baku tertentu sesuai kebutuhan, maka setiap negara saling melengkapi bahan baku tersebut. Selain itu, masyarakat dapat mempromosikan produknya melalui media sosial serta bertransaksi dengan pembayaran online. Akan tetapi, masyarakat Indonesia belum siap dengan kehadiran MEA karena pemahamannya tidak seperti masyarakat luar negeri sehingga Indonesia tergeser oleh Negara Tetangga. Indonesia hanya menjadi konsumen terhadap produk asing yang diimpor. Akibatnya, Indonesia dijajah perekonomiannya oleh negara lain dan gagasan kreatif pemuda Indonesia tidak terwujud. Masyarakat asing juga dapat mengeksploitasi sumber daya alam yang dimiliki Indonesia sehingga mereka mendirikan perusahaan asing di Tanah Air ini. Tak hanya itu, ada masyarakat yang gagal paham dengan teknologi masa kini sehingga mudah ditipu dan produknya kurang laris. Lalu bagaimana cara masyarakat menghadapi MEA? Agar masyarakat bisa menghadapi pasar bebas ASEAN ini, diperlukan usaha yang maksimal. Salah satunya dengan mencari informasi mengenai MEA di internet, akan merangsang pengetahuan kita dalam perekonomian Asia. Karya anak bangsa yang menjadi produk dalam negeri perlu diapresiasi penuh dengan membeli dan juga mempromosikannya sehingga dapat menambah pendapatan nasional dan bersaing dalam kancah Asia Tenggara. Pembangunan infrastruktur juga berpengaruh pada bisnis kreatif Indonesia, sehingga akses-akses yang tertinggal perlu diperbaiki demi kelancaran usaha yang dibentuk masyarakat itu sendiri. Mempelajari teknologi sangat diperlukan pada era milenial, seperti cara mempromosikan produk melalui media sosial, bertransaksi melalui internet banking serta memberi informasi mengenai produknya pada situs website. Oleh sebab itu, masyarakat Indonesia tidak akan ketinggalan jauh oleh negara lain. Hal yang bisa dipetik dari pentingnya menghadapi MEA di era milenial adalah hendaknya kita mengemukakan ide kreatif demi terciptanya suatu bisnis dan memanfaatkan kecanggihan teknologi untuk mendukung bisnis yang dijalani sehingga negara lain akan tertarik pada produk kita serta menciptakan persaingan sehat antarnegara di Kawasan Asia Tenggara.
Dyah Anggraini Widya Astuti
XI IPS 2/7
Comments
Post a Comment