Skip to main content

Broken Headset : When Our Ears Feel Like Deaf

Telinga merupakan salah satu indera yang berfungsi untuk mendengarkan suatu bunyi. Alat pendengaran tersebut terdiri dari sepasang, yaitu kanan dan kiri. Tuhan menciptakan sepasang telinga untuk manusia agar dapat saling berkomunikasi tanpa hambatan. Dengan adanya telinga, kita dapat mendengar suara manusia, teriakan binatang, dan bunyi alat musik. Indera pendengaran juga harus dimanfaatkan sebaiknya, seperti menyimak penjelasan guru atau dosen, ceramah dari pemuka agama, dan menghayati ayat suci. Selain itu, telinga juga butuh perawatan yang baik dengan cara dibersihkan dan dianjurkan untuk mengatur volume secukupnya. Akan tetapi, pendengaran kita dapat rusak karena kecerobohan diri tanpa disadari. Ciri-cirinya seperti sering menggunakan headset dengan volume keras dan saat mendengar perkataan seseorang harus minta diulang sebanyak dua kali atau lebih.

Namun, bagaimana jika kita benar-benar kehilangan indera pendengar? Rasanya jelas hampa atau kosong, kita hanya bisa melihat bahasa tubuh atau gerak bibir mereka. Belum lagi, kita jadi kesulitan berekspresi atau berpendapat dengan mereka yang normal. Mereka akan kebingungan dengan apa yang kita maksud, sehingga timbul kesalahpahaman. Kondisi itu biasa disebut dengan istilah tuli atau tuna rungu. Ia akan membawa buku catatan kecil dan pena kemana saja agar orang-orang memahami kondisinya. Selain itu, mereka juga berusaha mempelajari bahasa isyarat supaya dapat berkomunikasi dengan orang yang inderanya masih berfungsi.

Keterbatasan itu bukan sekadar dibayangkan, tetapi juga dirasakan. Sebagai manusia yang masih bisa mendengar apapun dengan jelas, mungkin sebaiknya kita mencoba merasakan apa yang mereka alami. Bukan berarti mencelakakan diri terlebih dahulu, tetapi memasang headset yang rusak atau salah satunya pada telinga kita lalu menyetel lagu itu. Hasilnya, kita tidak bisa mendengar apa-apa atau hanya telinga sebelah saja yang berfungsi. Itulah yang mereka rasakan, punya kekurangan pada satu indera bukanlah hal mudah. Mereka ingin memahami dan dipahami dengan cara apapun, yang penting mereka bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar.

Mereka yang tuli atau tuna rungu berusaha keras untuk menutupi kekurangannya. Tak ada kata menyerah dan minder hanya karena satu kekurangan mereka. Tuhan memberi keistimewaan pada mereka berupa bakat dan karya yang luar biasa. Begitu pula dengan manusia yang diberi kesempurnaan berupa lima panca indera, Tuhan akan memberinya cobaan atau ujian yang tak biasa. Oleh sebab itu, kita dianjurkan untuk bersyukur atas apa yang telah kita terima dan rasakan. Tak hanya itu, kita yang tidak tuli juga harus berusaha memahami mereka dengan belajar bahasa isyarat.

Comments

Popular posts from this blog

Let's Respect Our Parents!

Manusia tak akan pernah ada apabila Adam dan Hawa tidak diciptakan oleh Tuhan. Begitu pula dengan kita, kehadiran kita di dunia ini karena orang tua yang diberi amanah oleh Tuhan untuk membesarkan kita. Sebelum lahir di muka bumi ini, kita hanyalah seekor benih dari Ayah yang dikandung dalam rahim Ibu selama 9 bulan. Ibu bahkan menarik nafas panjang agar kita bisa keluar dengan selamat, belum lagi rasa sakit yang ditanggungnya. Sedangkan Ayah, beliau harus mendampingi Ibu disampingnya selama proses persalinan atau menengadahkan tangan agar Tuhan dapat memberi kekuatan lebih untuk istrinya. Kemudian tangisan kita pun menggema di ruang persalinan, lalu diiringi dengan adzan untuk menyambut kehadiran kita di dunia. Perjuangan mereka tidak berhenti sampai persalinan saja, mereka harus mengurus keperluan bayi dan berkonsultasi dengan dokter anak. Ketika usia kita beranjak balita, mereka mengajari kita bagaimana caranya berbicara dan berjalan dengan penuh kesabaran. Seiring berjalannya wak...

Why The Coins are Valuable?

  Kehidupan kita tidak bisa dipisahkan dari uang, alat pembayaran yang memenuhi kebutuhan dan keinginan kita. Tanpa uang, kita tidak bisa bertahan hidup atau mengalami kesulitan dalam hal ekonomi. Itulah sebabnya mengapa semua orang melamar pekerjaan dan menjual beberapa benda yang bernilai. Selain itu, kita juga rajin mengumpulkan uang untuk membeli sesuatu yang harganya mahal, seperti rumah, mobil, atau smartphone. Bentuk dari uang yang biasa kita pakai untuk membeli barang tersebut berupa kertas dan logam. Tetapi, mayoritas orang lebih memilih menggunakan uang kertas dibandingkan uang logam atau koin. Alasannya, nominal dari uang kertas lebih besar dibandingkan dengan koin. Jumlah nominal uang kertas yang disukai kebanyakan orang berkisar Rp. 50.000 – Rp. 100.000. Sedangkan jumlah nominal untuk koin berkisar Rp. 100 – Rp. 500 perak. Karena nilainya yang kecil, uang koin seringkali dianggap sepele oleh sebagian orang. Menurut mereka, koin tidak cukup untuk membayar apa yang mer...

Ice Cream Pancake : The Best of Sweet Memories

Cuaca panas dan teriknya matahari memang lebih cocok untuk menikmati hidangan dingin seperti ice cream. Kita bisa menyantapnya dengan varian rasa yang lumer di mulut. Ice cream juga dapat dihidangkan dengan roti atau pancake, sehingga kadar kemanisannya semakin terasa. Salah satu café yang menyajikan ice cream pancake ialah Essen Roti dan Kue di Jalan Gedongkuning 48A, Rejowinangun, Kotagede, Yogyakarta. Tempat itu sangat cocok untuk tongkrongan, mengerjakan tugas, atau sekadar menikmati view Kota Yogyakarta dari lantai atas. Fasilitas Wi-Fi dan stop kontak juga tersedia di sana. Selain ice cream, Essen juga menyediakan hidangan lain, seperti spaghetti, french fries, juice, milkshake, dan lain-lain. Kembali ke pembahasan ice cream pancake, bahan-bahan yang digunakan cukup sederhana sehingga bisa menjadi resep masakan rumah. Bahan dasar untuk ice cream diantaranya susu segar, gula pasir, kuning telur, dan tepung maizena. Susu dan gula pasir tersebut dimasak hingga mendidih terlebih da...