Skip to main content

Ice Cream Pancake : The Best of Sweet Memories

Cuaca panas dan teriknya matahari memang lebih cocok untuk menikmati hidangan dingin seperti ice cream. Kita bisa menyantapnya dengan varian rasa yang lumer di mulut. Ice cream juga dapat dihidangkan dengan roti atau pancake, sehingga kadar kemanisannya semakin terasa. Salah satu café yang menyajikan ice cream pancake ialah Essen Roti dan Kue di Jalan Gedongkuning 48A, Rejowinangun, Kotagede, Yogyakarta. Tempat itu sangat cocok untuk tongkrongan, mengerjakan tugas, atau sekadar menikmati view Kota Yogyakarta dari lantai atas. Fasilitas Wi-Fi dan stop kontak juga tersedia di sana. Selain ice cream, Essen juga menyediakan hidangan lain, seperti spaghetti, french fries, juice, milkshake, dan lain-lain.

Kembali ke pembahasan ice cream pancake, bahan-bahan yang digunakan cukup sederhana sehingga bisa menjadi resep masakan rumah. Bahan dasar untuk ice cream diantaranya susu segar, gula pasir, kuning telur, dan tepung maizena. Susu dan gula pasir tersebut dimasak hingga mendidih terlebih dahulu. Kemudian dicampurkan dengan bubuk rasa, sedikit susu, dan tepung maizena sambil diaduk. Setelah tercampur sempurna, masukkan olahan ice cream itu ke dalam freezer. Sembari menunggu ice creamnya jadi, alangkah baiknya membuat adonan pancake dengan bahan dasar tepung terigu, gula, dan susu yang dicampur dengan air. Adonan itu dituangkan di atas panci teflon yang sudah diolesi minyak dan dibolak-balik hingga matang. Setelah jadi, keduanya disusun pada piring saji dan diberi topping sesuai selera.

Ice cream pancake punya banyak rasa, yaitu coklat, strawberry, keju, vanilla, caramel, serta kombinasi rasa lainnya. Selain rasanya yang enak, ice cream pancake juga memiliki kesan tersendiri. Maksudnya setiap suapan ice cream beriringan dengan obrolan ringan dan saling berbagi cerita, canda tawa apalagi. Jika datang sendirian, mungkin lebih suka memandangi suasana di luar café atau memikirkan sesuatu. Tentunya mau makan bersama atau sendiri, pasti ada kesan yang melekat lalu tersimpan dalam memori otak. Beberapa tahun kemudian, hal itu menjadi kenangan yang dirindukan. Kenangan akan rasa manisnya ice cream pancake dan asyiknya kebersamaan maupun kesendirian.

Kenangan itulah yang justru membuat kita ingin kembali mendatangi café itu untuk sekadar flashback dan déjà vu. Sayangnya, pandemi ini menghalangi kita untuk menikmati ice cream bersama karena protokol kesehatan. Alhasil, kita harus menunggu beberapa waktu lagi untuk menikmati ice cream pancake sambil berbincang ataupun merenung. Semoga hal ini terwujud kembali.

Comments

Popular posts from this blog

Let's Respect Our Parents!

Manusia tak akan pernah ada apabila Adam dan Hawa tidak diciptakan oleh Tuhan. Begitu pula dengan kita, kehadiran kita di dunia ini karena orang tua yang diberi amanah oleh Tuhan untuk membesarkan kita. Sebelum lahir di muka bumi ini, kita hanyalah seekor benih dari Ayah yang dikandung dalam rahim Ibu selama 9 bulan. Ibu bahkan menarik nafas panjang agar kita bisa keluar dengan selamat, belum lagi rasa sakit yang ditanggungnya. Sedangkan Ayah, beliau harus mendampingi Ibu disampingnya selama proses persalinan atau menengadahkan tangan agar Tuhan dapat memberi kekuatan lebih untuk istrinya. Kemudian tangisan kita pun menggema di ruang persalinan, lalu diiringi dengan adzan untuk menyambut kehadiran kita di dunia. Perjuangan mereka tidak berhenti sampai persalinan saja, mereka harus mengurus keperluan bayi dan berkonsultasi dengan dokter anak. Ketika usia kita beranjak balita, mereka mengajari kita bagaimana caranya berbicara dan berjalan dengan penuh kesabaran. Seiring berjalannya wak...

Why The Coins are Valuable?

  Kehidupan kita tidak bisa dipisahkan dari uang, alat pembayaran yang memenuhi kebutuhan dan keinginan kita. Tanpa uang, kita tidak bisa bertahan hidup atau mengalami kesulitan dalam hal ekonomi. Itulah sebabnya mengapa semua orang melamar pekerjaan dan menjual beberapa benda yang bernilai. Selain itu, kita juga rajin mengumpulkan uang untuk membeli sesuatu yang harganya mahal, seperti rumah, mobil, atau smartphone. Bentuk dari uang yang biasa kita pakai untuk membeli barang tersebut berupa kertas dan logam. Tetapi, mayoritas orang lebih memilih menggunakan uang kertas dibandingkan uang logam atau koin. Alasannya, nominal dari uang kertas lebih besar dibandingkan dengan koin. Jumlah nominal uang kertas yang disukai kebanyakan orang berkisar Rp. 50.000 – Rp. 100.000. Sedangkan jumlah nominal untuk koin berkisar Rp. 100 – Rp. 500 perak. Karena nilainya yang kecil, uang koin seringkali dianggap sepele oleh sebagian orang. Menurut mereka, koin tidak cukup untuk membayar apa yang mer...