Manusia tak akan pernah ada apabila Adam dan Hawa tidak diciptakan oleh Tuhan. Begitu pula dengan kita, kehadiran kita di dunia ini karena orang tua yang diberi amanah oleh Tuhan untuk membesarkan kita. Sebelum lahir di muka bumi ini, kita hanyalah seekor benih dari Ayah yang dikandung dalam rahim Ibu selama 9 bulan. Ibu bahkan menarik nafas panjang agar kita bisa keluar dengan selamat, belum lagi rasa sakit yang ditanggungnya. Sedangkan Ayah, beliau harus mendampingi Ibu disampingnya selama proses persalinan atau menengadahkan tangan agar Tuhan dapat memberi kekuatan lebih untuk istrinya. Kemudian tangisan kita pun menggema di ruang persalinan, lalu diiringi dengan adzan untuk menyambut kehadiran kita di dunia.
Perjuangan
mereka tidak berhenti sampai persalinan saja, mereka harus mengurus keperluan
bayi dan berkonsultasi dengan dokter anak. Ketika usia kita beranjak balita, mereka
mengajari kita bagaimana caranya berbicara dan berjalan dengan penuh kesabaran.
Seiring berjalannya waktu, Ayah dan Ibu bekerja sama untuk merawat dan
membimbing kita. Pendidikan pertama kita bukanlah PAUD atau TK, melainkan didikan
orang tua. Mereka mengajarkan kita akan banyak hal, seperti adab sopan santun,
beribadah, dan pelajaran lainnya. Untuk mendukung tumbuh kembang kita, orang
tua juga mencari nafkah melalui pekerjaan yang diembannya. Hal ini mereka
lakukan hingga kita lulus perguruan tinggi dan mendapatkan pekerjaan sesuai
kemampuan kita.
Melihat
perjuangan mereka yang luar biasa saat menghadapi kita, rasanya antara kagum
dan iba. Kagum karena mereka mengajarkan kita akan kebaikan, tetapi iba juga
karena mereka harus menerima segala perlakuan kita yang kurang berkenan di
mereka. Padahal sudah tercantum dalam Q.S. Al-Isra’:23, “Dan Tuhanmu telah
memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik
kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya
sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau
mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah engkau
membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.”

Comments
Post a Comment